Langsung ke konten utama

Feature : Dibalik Senyum Badut Jalanan




BLITAR- Ia duduk di kursi berlubang sepanjang hari. Sesekali tangannya melambai pada anak-anak sebagai salah satu cara menarik perhatian mereka. Solikan akan selalu tersenyum melayani pelanggannya di depan Gedung Graha Patria Blitar.
Gedung Graha Patria Blitar seakan menjadi saksi pencari nafkah seorang Solikan, badut berusia 52 tahun yang selalu setia menjajakan jasa foto badut dengan biaya seikhlasnya. Pukul 07.30 WIB ia nampak telah siap tersenyum menjemput pelanggan yang ingin berswafoto.
Tak jarang senyum Solikan pudar mengingat penghasilan hari-hari yang menipis. Hingga pukul 09.30 WIB pada tanggal 1 Agustus hanya ada tiga orang yang menambah pundi rupiah di kantong Solikan. Di antara ketiga orang tersebut, hanya satu orang saja yang memberi uang sebagai upah foto. Dua diantara lainnya memberi dengan cuma-cuma.
“Kaya gini, nggak foto cuma ngasih uang aja,” ujar Solikan ketika mendapat uang dari pengendara sepeda motor (01/07).
Solikan bersyukur dengan rezeki yang diperolehnya tiap-tiap hari. Pasalnya kadang ia hanya mampu membawa pulang tujuh ribu rupiah saja. Sangat kontras dengan kebutuhan keluarganya sehari hari dan biaya sekolah anak bungsunya.
“Biaya sehari-hari ya dicukup-cukupne,” ujar Solikan (01/07).
Sebelum menjadi badut jalanan, Solikan adalah seorang penjual mainan di sekolah dasar. Adanya pandemi covid-19 yang meliburkan murid-murid sekolah mengharuskan ia untuk mencari pekerjaan lain.
“Waktu awal sekolah libur itu diumumin dua minggu terus diperpanjang lagi.  Waduh iki wes  nggak cukup. Terus  nganggur, aku kan punya hutang di BRI itu. Terus Alhamdulillah sekarang sudah punya kerja lagi,” ujar Solikan (01/07).
Pukul 10.11 WIB cuaca di Blitar mulai terik. Solikan memutuskan untuk berkemas dan pulang. Ia berjalan agak terseok-seok menuju sepeda roda tiganya. Penyakit stroke yang baru saja diderita membuat kaki dan tangan kanannya sulit digerakkan. Inilah yang membuat Solikan merombak sepedanya menjadi roda tiga dengan bantuan tukang las daerahnya. Iapun mengayuh sepedah menuju tempatnya pulang. Ke arah barat sejauh 4,5 km dari Gedung Graha Patria Blitar, tepatnya di dusun Sekardangan.

Reporter : Lulun Safira N (LPM Motivasi)
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas belajar bersama serat.id https://serat.id/







Komentar